(Perhatian, cerita yang baru memiliki plot yang berbeda dan berubah banyak)
Disclaimer : Anime serta Manga Naruto adalah milik Masashi Kishimoto
Warning : mengandung GenderBender, Semi-AU, Time Travel, Mild Sakura Bashing, Miss Typoo, dll
!Author Notes!
Saya masih hidup! *di lemparin panci beserta isinya dan segala macam benda tajam sama Reader*
Eh! Gomeeen! Saya emang udah lama banget enggak Up-Date karena lagi banyak ide untuk menyelesaikan fic berbahasa inggrisku. Rasanya tidak adil saja…
Fic yang pertama kali aku publish adalah yang berbahasa inggris tetapi entah mengapa jadi ketinggalan 5 chapter dari yang fic ini
Berhubung juga tahun ini aku akan menghadapi yang namanya Ujian Nasional jadinya aku akan jarang menyentuh ataupun mengetik di computer, dan juga setiap hari sabtu aku tidak akan libur lagi karena ada bimbel *mewek*
Di tambah lagi TO yang tidak ada habisnya…
Untuk catatan penting : Selama apapun aku akan mengUp-Date fic ini; SAYA TIDAK AKAN MEN-DISCOTINUE FIC INI!
Saya hanya sedikit kehilangan minat dengan anime dan manga Naruto, sekarang saya lebih ke KHR dan Dangan Ronpa (Kembali lagi ke catatan penting di atas)
Sekian dan terimakasih~ kembali lagi ke cerita~
(Break)
“Jangan lengah! Atau kau—Aght…” Shinobi yang lainnya berteriak marah tetapi kata-katanya tidak terselesaikan karena dirinya telah di tusuk tepat di jantungnya menggunakan pedang
“Sial!” Shinobi yang sudah berlumuran darah dan luka itu melompat; mencoba menjauh dari sang pembunuh temannya
Dan detik berikutnya ia sudah hancur tanpa sisa karena tidak berhasil menghindari kibasan ekor milik Juubi dan akhirnya remuk
“Sial… ini tidak akan terjadi kalau… dia tidak membunuh Naruto!” Kakashi terbaring tidak jauh dari Juubi yang sedang mengamuk, nafasnya terengah-engah dan kedua kakinya tidak dapat di gerakkan lagi
Juubi yang menyadari keberadaannya mengangkat tangannya untuk menghancurkan Kakashi
“Si-sial…” Kakashi menutup matanya, sudah pasrah bahwa dirinya akan remuk dan akhirnya… mati
“Aku—“ Di saat berberapa cm lagi tangan milik Juubi mengenainya—
“KAKASHI-SENSEEI!” Naruto terjolak kaget dari tidurnya, matanya terbelak lebar, tubuhnya penuh dengan keringat dan nafasnya terengah-engah
Air mata mengalir dengan deras seperti air terjun, wajahnya sudah seperti habis melihat hantu dan rambutnya acak-acakan karena ia meronta di tidurnya
Naruto menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan mengatur nafasnya, ia menutup matanya dan mencoba untuk melupakan mimpinya
‘Sepertinya semakin hancur saja di sana…’ Kurama mengerang pelan, ia terbangun dan menatap Naruto dengan tatapan kosong ‘Kit…’
Naruto menggeleng pelan dan mengelap air mata yang mengalir di pipinya “Aku tidak apa-apa Kurama, aku hanya sedikit… takut”
Naruto melirik ke arah jam yang terletak di atas meja tidak jauh dari futon miliknya yang memperlihatkan angka 04:00
Naruto menatap kosong jam tersebut, ia tidak ada keinginan untuk tidur dan ia sudah tidak kuat untuk melihat kelanjutan dari mimpinya
Naruto menghela nafas dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci mukanya dan menenangkan dirinya
Ia menyalakan keran air dan mulai membasuh wajahnya sambil mencoba sebisa munkin untuk melupakan tentang mimpinya
Saat ia memangangkat kepalanya untuk melihat ke arah kaca, ia mendapati sosok lain yang terpantul di kaca tersebut: seorang laki-laki yang persis sekali dengan dirinya saat masih menjadi laki-laki dengan sedikit perbedaan karena rambutnya yang berwarna merah dan matanya yang tajam serta pupil matanya yang mirip sekali dengan monster
Naruto sedikit tersentak kaget tetapi setelah menyadari siapa sebenarnya laki-laki tersebut ia menghela nafas dan menggeleng pelan “Jangan muncul dengan tiba-tiba seperti itu; kamu hampir saja membuatku terkena serangan jantung”
“Cih, masa kamu tidak menyadari keberadaanku? Kalau saja aku ini adalah musuh apa jadinya?” Kurama yang sedang di dalam bunshin milik Naruto memutar bola matanya dengan bosan
“Chakramu dengan chakraku sama, dan terlebih lagi aku sudah terbiasa dengan bercampurnya chakraku dan chakramu; serasa kalau kita ini adala ‘satu’ dan juga kamu sekarang menggunakan kagebunshin milikku” Naruto mengambil handuk yang tergantung di sebelahnya dan mengelap wajahnya
“Apakah kamu tahu bahwa kata-katamu itu bisa saja bermakna ambigu?” Kurama menyeringai dan bersandar di dinding sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya
“Ha?” Naruto menoleh ke arah Kurama dan menaikkan sebelah alisnya, ia tidak mengerti apa maksud dari kata-kata Kurama
“Lupakan saja” Kurama masih menyeringai dan menggeleng pelan “Kita masih ada waktu 1 jam sebelum gurumu bangun dan 1 jam lagi untuk berangkat menemani Tazuna pergi ke jembatan dan akan berhadapan dengan Zabuza dan anak buahnya, siapa itu namanya? Hanu?”
Naruto terdiam dan membalik badannya lalu bersender ke wastafel “Entahlah, aku tidak ada minat untuk tidur lagi yang pasti, dan namanya Haku, bukan Hanu”
“Kalau aku pergi keluar nanti bisa membangunkan yang lainnya… dan aku masih sedikit lelah untuk berlatih” Naruto menghela nafas pelan dan berjalan keluar dari kamar mandi, dengan Kurama mengikuti di belakangnya
Tiba-tiba saja Kurama menguap lebar dan menggaruk belakang kepalanya “Aku masih mengantuk”
“Kenapa kamu tidak kembali saja?” Naruto menatap bingung Kurama dan menggeleng “Tetapi kalau kamu memintaku untuk tidur lagi… maaf, aku harus menolak”
“Aku tahu, aku juga bisa melihat mimpi itu, Kit” Kurama memutar bola matanya dengan kesal dan tiduran di atas futon milik Naruto “Aku tidur di sini saja”
“Hum, kalau begitu aku mau keluar sebentar untuk mencari udahara segar” Naruto mengangguk, ia membelai lembut kepala Kurama sebelum bangun dari posisinya dan berjalan keluar dari kamarnya “Oyasumi, Kurama”
“Oyasumi…” Kurama menutup matanya dan dengan cempat masuk ke dalam dunia mimpi
(Break)
“Aku hanya lelah, melakukan time traveling itu menghabiskan banyak tenaga tahu!”
“Hanya segitu saja kamu sudah lelah? Aku tidak percaya bahwa kamu— yang biasanya mempunyai lebih banyak chakra dariku, bisa kelelahan lebih dahulu dariku”
“Hey! Kamu tahu bahwa aku—“
“Aku tahu, hanya saja aku masih tidak menyangka bahwa kamu kembali… hidup lagi dan terlebih lagi aku bisa kembali bersama dirimu… hanya saja…”
“Aku bukan hidup lagi, kita hanya mengambil tubuh milik ‘kita’ dan… andai saja ia bisa ikut juga… ini sangat tidak adil!”
“Segini saja sudah bagaikan keajaiban! Kita harus memanfaatkan kesempatan ini agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama!”
“Hei! Kita tidak berhak untuk—“
“Kita bisa meminta izin kepada Bee dan Naruto nanti, ayolah…”
“...Tetapi kamu harus ingat, bahwa kita harus—“
“Iya aku tahu, walau bagaimanapun kita tetap harus melakukan ‘peran’ kita di sini, laipula kita sudah melanggar peraturan paling utama dalam time traveling: tidak boleh mengganti masa lalu”
“Makannya, kita tidak boleh membuat perubahan yang lebih besar lagi! Kita harus tetap melakukan ‘peran’ kita dan merubah terlalu banyak”
“Baiklah… tetapi tetap saja, walaupun kita tidak melakukannya… hal itu juga akan terjadi nanti”
“Ha? Kenapa bisa?”
“Salahkan Naruto”
“…Apa yang sudah terjadi lebih baik tidak usah di permasalahkan, dengan ini Naruto sudah melakukan yang seharusnya menjadi hal tabu untuk kita lakukan dan juga berberapa pekerjaan yang seharusnya kita yang melakukannya, kita jadi bisa santai lebih lama”
“Sejak kapan kamu menjadi rada-pemalas begini?”
“Kita selalu saja bekerja, aku jadi tidak bisa istirahat dan bersantai sama sekali, sekarang adalah kesempatan untuk bersantai”
“Hum… iya juga ya, ayo kita ke penginapan yang ada onsennya, aku sudah sangaaat lama tidak berendam di onsen~!”
(Break)
“Bee! Di mana kamu? Aku membutuhkanmu untuk—!” Raikage membuka pintu menuju ke ruangan milik Bee dan mendapati bahwa ruangan itu kosong
“Raikage-sama! Aku menemukan surat ini di pintu ruangan anda, sepertinya Bee yang menempelkan dan menulisnya” Samui berlari sambil membawa sebuah surat dan memberikannya kepada Raikage
“Huh? Kenapa dia tiba-tiba mengirim surat?” Raikage menaikkan sebelah alisnya dan menerima surat dari Kamui, ia membuka surat tersebut dan membacanya
[Kepada : Kakak
Untuk siapapun yang menemukan surat ini terlebih dahulu sebelum kakak: tolong berikan ini kepadanya
Yo~! kak! Bila kamu mencariku sekarang maka kamu tidak akan menemukanku
Aku sedang sangat butuh liburan dan makannya sekarang aku sedang pergi jauh, untuk waktu yang sedikit lama, oh yeah!
Ini juga permintaan dari Hachibi (Hei! Jangan bawa-bawa namaku) tapi dia juga bilang sangat menginginkan liburan
Katakan kepada Samui untuk berhenti minum minuman bersoda karena aku dengar berat badannya menjadi naik dan juga suruh dia mengurangi makan makanan yang berlemak!
Sekian!
Dari: Killer Bee (Enka and Rap is the best! Yeah~!)]
Dan kertas itupun langsung remuk di cengkram oleh Raikage, Samui mulai berjalan mundur untuk menjaga jarak dari Raikage
“BEEEEE!! BERANINYA KAMU!!” Dan kertas itupun hancur di karenakan terkena chakra super kuat milik Raikage dan Samui semakin menjaga jarak darinya
“Samui! Kamu juga! Ke kantorku setelah ini!” Raikage menunjuk ke arah Samui dan lalu berjalan entah ke mana sambil menghentakkan kakinya di setiap langkah yang ia ambil
‘AKU SALAH APA?’ Samui yang tidak mengerti langsung keringat dingin dan membatu
(Break)
“Kenapa kamu terlihat santai sekali? Dan juga kenapa kamu membawa namaku di suratmu, huh?” Gyuki menggeleng pelan
“Bukankah kamu juga menginginkan liburan?” Bee tertawa sebentar dan menyimpan bukunya “Ayo kita pergi mencari guru!”
“Ha? Guru—Ah, maksudmu dia?” Gyuki merentangkan tubuhnya lalu menatap penuh khawatir ke arah Bee “Kamu terlalu santai Bee… apakah kamu tidak khawatir tentang hukuman yang akan di berikan Raikage?”
“Lebih baik kita pergi sekarang sebelum matahari terbit, yeah! Aku tidak sabar bertemunya!” Bee menyeringai dan mulai melompat dari satu pohon ke pohon lain
“Hei! Jangan mengabaikanku! Hei! Dengarkan aku dulu!” Gyuki mulai mengomeli Bee yang menurunya terlalu santai sedangkan Bee tidak menghiraukannya dan sesekali bersenandung rap enka buatannya
(Break)
Ia mengeluarkan sebuah kunai yang dulu pernah di berikan oleh Yondaime, ayahnya, saat ia masih ada di masa depan miliknya. Ia kebetulan saja bisa membawanya
Naruto mulai memainkan kunai tersebut sambil terus memandang langit
“Kenapa… ini bisa terjadi?” Naruto tidak bertanya kepada siapapun dan ia juga sebenarnya tidak membutuhkan jawabannya
(Break)
Naruto merasakan keberadaan seseorang dan menengok ke arah sebelahnya, mendapati bayangan hitam yang berjalan secara perlahan ke arahnya, sepertinya bayangan itu juga ragu-ragu untuk mendekat ke arahnya
“Sa…Suke? Teme? Apa yang kamu lakukan pagi-pagi begini?” Naruto menyimpan kembali kunai miliknya dan menatap bingung ke arah bayangan tersebut
Pelan-pelan orang itu berjalan mendekat ke arah Naruto dan benar saja bahwa itu adalah Sasuke, ia membuang mukanya sambil berpura-pura untuk bersikap cuek “Aku akan bertanya itu kepadamu juga”
Naruto terdiam sebentar sebelum akhirnya tertawa kecil “Aku terbangun dan aku tidak memiliki keinginan untuk tidur lagi”
Sasuke menatap bingung Naruto dan menaikkan sebelah alisnya “Kemarin kamu sampai pingsan, kenapa tiba-tiba tidak mau tidur lagi? Nanti kamu kelelahan dan tidak memiliki cukup tenaga untuk bertarung”
Naruto tersenyum penuh arti kepada Sasuke “Tenang, aku punya tenaga simpanan”
“Heh, sebanyak apapun tenaga simpananmu kalau kau tidak focus dalam pertarungan dan mengantuk sama saja bohong” Sasuke menyeringai, nada mengejek bisa tendengar dari cara ia berbicara
“Lihat saja, itu tidak akan terjadi!” Naruto ikut menyeringai “Bagai mana dengan dirimu? Kau bisa saja kelalahan di tengah-tengah kita bertarung”
Sasuke menggeleng pelan dan duduk di sebelah Naruto “Aku sudah mendapat cukup istirahat”
“Hee…” Naruto mengangguk pelan dan memandang kea rah langit yang masih gelap sebelum akhirnya bersandar di pundak Sasuke
Sasuke mendelik kaget sebelum akhirnya menatap bingung Naruto dengan wajah sedikit memerah “Dobe…?”
Naruto hanya diam saja dan terus memandang ke arah kejauhan
“…” Sasuke diam sebentar sebelum tersenyum penuh arti “Heh, dasar lemah”
Naruto tertawa pelan sebelum memeluk Sasuke
“E-eh?” Sasuke kembali menengok ke arah Naruto yang sedang tersenyum ke arahnya, jarak antara wajah mereka sudah sangat dekat
“Sasuke-kun~!” tiba-tiba saja suara Naruto berubah tetapi terdengar sangat familiar di telinganya, ia mencoba mendekatkan wajahnya kea rah Naruto, ingin menciumnya
“Sasuke-kuuun~! Banguuu~!”
“Eh?”
Sasuke tiba-tiba saja bangun dari tempat tidurnya dengan terburu-buru dan dengan exspresi kaget
“SAsuke-kun~! Sudah pagi! Ayo kita sarapan bersama!” Sakura tersenyum bahagia sambil terus saja memandangi Sasuke
“…” Sasuke mengecek sekitarnya dengan panic dan menemukan bahwa dia masih ada di tempat tidurnya dan Sakura duduk di sebelah futonnya
“… Duluan saja” Sasuke menjawab tanpa memalingkan wajahnya ataupun menengok ke arah Sakura
“Okaay~!” Sakura bangun dari tempat duduknya dan bersenandung kecil sambil berjalan ke ruang makan
‘…Mimpi… AGHT!’ Sasuke mengacak-acak rambutnya dengan frustasi
(Break)
“Ck, berisik sekali kamu Kit! Nanti kalau yang lain bangun bagaimana?” KUrama mengerang pelan sambil bangun dari posisi tidurnya dan mengacak-acak rambutnya yang berwarna merah terang
“Mereka sudah bangun dan sekarang sedang sarapan! Ini sudah pagi!” Naruto mendecak kesal sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kurama
“Iya iya, aku bangun, berhenti menggoyang-goyang tubuh—“ Kurama tiba-tiba berhenti berbicara saat menengok kea rah Naruto, tiba-tiba saja ia menyeringai
“Hum? Ada apa Kurama?” Naruto menatap bingung ke arah Kurama
“Hehehe, bukan apa-apa” Kurama tertawa sinis sebentar sebelum menghilang menjadi kepulan asap, kembali ke dalam tubuh Naruto
“Ha?” Naruto memeriksa sekelilingnya dan mendapati tidak ada yang aneh ataupun terasa ganjil, ia juga tidak merasakan adanya musuh ataupun orang lain di dalam ruangan itu
“Apa… kenapa tiba-tiba ia menjadi aneh seperti itu?” Naruto bertanya kepada dirinya sendiri
“Sudahlah, aku lebih baik siap-siap dulu sebelum—“ tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari kamar miliknya
“Naruto? Apakah kamu sudah bangun?” suara milik Kakashi bisa terdengar dari balik pintu
“Baru saja di omongin”
(Break)
Kalau saja aku di ibaratkan menjadi sesuatu, bisa saja aku di bilang sebagai benalu
Kenapa bisa begitu? Karena aku hidup ‘di dalam’ sesuatu dan aku membuat sesuatu yang aku tinggali menjadi di rugikan
Benar? Atau salah?
Itu semua tergantung dari cara pandang kalian terhadap diriku, apakah kalian tahu? Dengan mencoba memandang sesuatu dari bermacam-macam penglihatan akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda?
Tapi di lain sisi pasti selalu ada kesamaan dalam cara pandang tersebut, dan kesamaan itu akan selalu kalian temukan dari manapun cara pandang kalian
Jadi? Bagaimana? Apakah yang aku katakan sebelumnya itu benar? Atau salah?
Who knows, mari kita gunakan imajinasi masing-masing
(Break)
“Apakah kamu sudah baikan Naruto? Semalam kamu pingsan loh” Kakashi yang sudah sarapan entah kapan menatap penuh khawatir ke arah Naruto
“Huh?” Naruto berhenti makan dan menelan makananya “Oh, aku tidak apa-apa, aku kemarin hanya mengantuk saja, aku sudah mendapat cukup istirahat”
“Jangan memaksakan diri nanti” Kakashi menepuk pelan kepala Naruto sambil tersenyum kecil
“Jangan meremehkan aku! Aku bisa jaga diri sendiri ttebayo!” Naruto mendecak kesal
“Iya iya” Kakashi tertawa pelan
Sasuke terlihat sedikit kesal dan memutar bola matanya dengan bosan
Sakura hanya makan dengan tenang sambil sesekali elirik Sasuke dan senyum-senyum sendiri
Tazuna tertawa melihat kelakuan team yang akan menjaganya nanti
‘Yosh! Mari kita ulang lagi! Kali ini aku akan memastikan tidak ada yang terluka!’ Naruto berkata dalam hati
To Be Continue
!Author Notes!
Entah kapan lagi saya akan menulis chapter selanjutnya… munkin nanti, selesai TO ini
Dan saya cengok melihat jumlah review di chapter sebelumnya yang membuat saya begitu bahagia tetapi dalam waktu yang bersamaan depresi karena hasil TO Geografi jeblok
Request dari LadySaphireBlue setengah terpenuhi dan akan sedikit di lanjutkan di chapter depan~!
Selanjtnya saya ucapkan selamat kepada Rizkiirawan3 sebagai reviewer yang 300~! Seperti biasa : Pair apa yang ingin kamu request? Nanti akan aku buat ‘sweet scene’nya! Khusus!
Baiklah, sekian dan terimakasih!
saya masih menunggu Review serta komentar dari pada reader sekalian!
Jaa nee~ ciao ciao~
No comments:
Post a Comment