Sunday, July 10, 2016

To The Past (Chapter 3)

(Perhatian, cerita yang baru memiliki plot yang berbeda dan berubah banyak)


Disclaimer : Anime serta Manga Naruto adalah milik Masashi Kishimoto

Warning : mengandung GenderBender, Semi-AU, Time Travel, Mild Sakura Bashing, Miss Typoo, dll

Tambahan : Untuk penggemarnya Sakura saya minta maaf, soalnya saya enggak ada ide lain siapa yang bakal jadi "Semi-Antagonis"nya, dan kebetulan saya kurang suka Sakura.

*Not So Important, but pleas read* !Author Notes! (Mini Ask and Want from Review) *Tidak terlalu penting, tetapi tolong di baca*

Ciao! Selamat datang kembali ke pojok Author Notes. Author baru saja membanjiri rumah dengan air mata dan di marahi oleh tetangga gara-gara rumahnya jadi kena juga

Senang sekali rasanya mengetahui bahwa fic bikinan saya yang ini banyak yang suka… *ngitung review* 32 review pada chapter 2 dan 19 review pada chapter 1… hiks… saya benar-benar terharu *Di lempar panci sama tetangga, gara-gara ngebuat banjir lagi*

Yosh! ‘Author Notes’ kali ini akan membahas soal berberapa permintaan, pertanyaan, dan pembetulan yang di tulis oleh reader lewat review!

W (want) :  Pairnya bareng Sasuke dong! Or Pairnya jangan Sasuke dong!
A (Answer) : Umm… seperti yang sudah saya bilang di ‘Author Notes’ sebelumnya, pairnya akan di lihat mana yang paling di sukai, banyak juga loh yang request lewat FB… termasuk asisten saya *ngelirik Imortal Neko*

W : Narutonya balik jadi cowok dong!
A : Waah… maaf sekali, saya tidak bisa membuat seperti itu, kebanyakan sudah mau Naruto tetap menjadi perempuan dan saya juga sudah menetapkan Naruto tetap menjadi perempuan… tetapi kita lihat saja nanti, munkin saya akan menambahkan ‘sesuatu’ *wink*

C (criticism) : Wah kebalik tuh! Harusnya Narutokan manggil Sasuke itu ‘Teme’ sedangkan Sasuke manggil Naruto itu ‘Dobe’
A : Wuaah! Aku minta maaf! Itu kesalahan saya, saya mohon maaf sebesar-besarnya, sudah saya ganti kok~ tenang saja, itu buka flame kok, itu kritik dan pembetulan, saya malah senang mendapatkannya

I (idea) : Kenapa enggak sekalian aja seluruh sinobi jatuh cinta sama Naruto? Nanti harus berhadapan dengan Iruka dan Kakashi dulu deh
A : kufufufu~ ide bagus, memang sementara pairnya itu F!Naruto X All dan (Spoiler Alert!) untuk Kakashi… kufufufu, sepertinya dia akan masuk ke dalam kategori ‘yang menyukai Naruto’~ jadi Iruka harus berjuang sendiri deh~ Kufufufu *ketawa laknat*

Q (question) : Nanti ada yang tahu tidak kalau Naruto punya ingatan dari masa depan?
A : Maaf~ bila saya jawab pertanyaan itu bisa-bisa jadi spoiler yang sangat besar, jadi saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda

Saya mau mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada reader yang sudah mau membaca, mereview, menfollow dan fave cerita saya!

Sekian dan terimakasih!



(Break)

Naruto tengah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, ia sudah menggunakan perlengkapan ninjanya dan sekarang sedang memasak untuk di jadikan bekal untuk di sekolahan nanti.

“Hee… aku terkejut loh kakek mengganti berberapa furniture dan bahkan membelikanku pakaian baru” Seperti biasa, Naruto mengobrol dengan Kurama, ia dan Kurama memang sudah dekat seperti Bee dengan Gyuki.

Munkin itu karena kamu sudah berubah menjadi perempuan, kebutuhan perempuan dan laki-laki berbeda, munkin juga dia takut kamu tidak nyaman dengan barang-barang lamamu karena tubuhmu yang berubah’ Kyuubi menguap lebar, Naruto bangun lebih pagi dari biasanya karena ingin membuat bekal setelah mengetahui kulkasnya di isi dengan bahan-bahan makanan, otomatis ia terbangun juga.

“Heee, menjadi perempuan ternyata lebih di perhatikan ya…” Naruto tengah membuat nasi kepal, ia tersenyum puas melihat hasil buatannya lalu membungkusnya dan menyimpannya untuk menjadi bekal makan siang nanti, tentu saja ia membuat lebih untuk di berikan kepada teman setimnya.

Aku tidak tahu kamu bisa memasak, kamu belajar dari mana?’ Kurama melihat nasi kepal buatan Naruto, bentuknya bagus dan juga kelihatan enak, tidak seperti buatan seorang amatiran.

“Saat tinggal bersama Bee aku mencoba belajar memasak, aku bisa memasak makanan yang mudah sih seperti nasi kepal, aku akan mencoba belajar memasak yang lain juga” Naruto menyeringai mendengar pujian dari Kurama.

Heh, lama-lama kamu benar-benar mirip perempuan’ Naruto cemberut mendengar omongan Kurama.

“Hei! Banyak juga ya laki-laki yang pintar memasak!” Ia paling tidak suka di bilang mirip perempuan, walaupun tubuhnya berubah ia masih akan mempertahankan jiwa ‘laki-laki sejati’ miliknya.

apakah akan bertahan? Heh, mari kita lihat saja nanti.

Terserah apa katamu lah, Kit’ Kurama menyeringai, wajahnya yang mirip rubah semakin mirip rubah! Eh… dia memang rubah sih…

Naruto mengela nafas pasrah, ia keluar dari rumah dan mengunci pintu rumahnya setelah memasang sepatu ninja miliknya.

Seingatku guru yang akan mengajarmu… Kakashi-kan? Sang copy ninja? Diakan sering sekali telat, kenapa kamu mau berangkat pagi-pagi?’ Kurama menatap bingung Naruto, jounin yang satu itu memang sering sekali telat dengan alasan yang aneh dan terkadang tidak masuk akal.

“Aku mau ke perpustakaan lagi lalu membeli sekotak susu” Naruto berjalan ke arah supermarket dengan santai, ia menyapa Konohamaru yang kebetulan berpapasan dengannya.

‘Aku harap hari ini bisa menyenangkan lagi… sudah lama aku tidak merasakan ketenangan seperti ini… aku akan berusaha mempertahankannya dan membuat masa depan yang lebih baik!’ Naruto mempercepat langkahnya dan lama-lama menjadi berlari sambil tersenyum lebar.

(Break)

Seperti biasa dan seperti yang sudah di prediksikan oleh mbah Kurama (?), Kakashi telat
Di dalam kelas hanya tersisa team 7 saja, team yang lain sudah pergi bersama sensei mereka, menyisakan team 7 yang guru pembimbingnya belum datang.

“Ah, sebelum aku lupa, terimakasih atas bahan makanannya Sasuke” Naruto tersenyum ke arah Sasuke yang mukanya memerah mendengar omongan Naruto.

“Da-dari mana kamu tahu?” dalam hati Sakura sedang fangirl mode tetapi langsung menghilang menjadi marah besar setelah menyadari bahwa Narutolah penyebab Sasuke blushing.

“Nah! Tadi kamu mengakuinya, tadinya aku cuma asal tebak loh!” Naruto tertawa, Sasuke yang wajahnya semakin memerah memukul pelan lengan Naruto agar menghentikan tawanya.

Sakura menatap horror Naruto, tetapi tidak di sadari oleh orang yang di tatap karena sedang tertawa… dan sepertinya di blokir juga oleh Kurama.

“Diam Dobe! Itu hanya sekedar ucapan terimakasih!” Naruto mencoba berhenti tertawa dan menghapus sedikit air mata yang keluar dari matanya, akibat terlalu banyak tertawa.

Berberapa menit berlalu, Sasuke sudah berhenti blushing dan membaca salah satu scroll yang di bawa Naruto, begitu juga dengan Naruto yang membaca juga sambil mengobrol dengan Kurama, sedangkan Sakura sedang duduk sambil menatap bosan papan tulis yang ada di depannya.

Sakura menggoyangkan kakinya dan tidak mau diam, sebentar-bentar ia menggerutu tentang senseinya yang telat.

Pintu masuk kelas terbuka dan pelan-pelan seorang lelaki berambut putih bernama Hatake Kakashi masuk ke dalam kelas.

“Maaf aku telat” Kakashi hanya tertawa pelan mendengar Sakura ‘menceramahi’nya tentang ketelatannya dengan gaya sok imut, sebenarnya inner sakura sedang memaki-maki tentang ketelatannya sih.

‘Jounin macam apa dia? Terlambat sekali’ Sasuke melipat kembalu scroll yang tadi ia baca dan menepuk pelan pundah Naruto “Oi Dobe, gurunya sudah datang”

Mendengar nama panggilan untuk Naruto di sebut oleh Sasuke, Kakashi mengalihkan pandangannya ke arah Naruto yang duduk di sebelah Sasuke.

“Hm? Ah, iya” Naruto menyimpan kembali scroll yang tadi ia baca, dia sedikit melamun karena keasyikan mengobrol dengan Kurama tentang jutsu yang ada di scroll tadi.

‘Hm… benar kata Sandaime… auranya dan sikapnya berubah… wajahnya juga berubah menjadi lebih feminim’ Kakashi memperhatikan gerak-gerik Naruto dengan seksama, seperti sedang menilai sesuatu ‘Chakranya… kenapa chakra miliknya sedikit aneh?’

Naruto menoleh ke arahnya dan tersenyum, Kakashi menghentikan pikirannya dan membalas senyumannya.

(Break)

Kakashi membawa member timnya ke atap sekolahan untuk melakukan pengenalan.

“Nah lebih baik sekarang kita mulai dari pengenalannya, apa yang ingin kalian tahu?” Kakashi duduk di atas pagar yang mebatasi atap “Bagaimana dengan apa yang kalian suka, apa yang kalian tidak suka, impianmu untuk masa depan, dan lain-lain?”

“Bagaimana kalu kamu duluan yang memperkenalkan diri sensei? Kamu sedikit mencurigakan” Sakura menatap curiga ke arah Kakashi, ia kebingungan tentang bagaimana bisa orang yang di depannya ini adalah seorang jounin dengan sikap dan tingkah lakunya yang aneh.

“Hm? Aku? Namaku Hatake Kakashi… aku tidak mood untuk memberi tahu apa yang aku sukai dan tidak sukai, impian untuk masa depan… hmm… dan aku punya banyak hobi” Naruto tertawa pelan mendengarnya dan Sasuke menaikkan sebelah alisnya.

“Jadi… dia hanya memberi tahu namanya saja ke kita?” Sakura menengok ke arah  Naruto dan Sasuke, Naruto hanya menaikkan bahunya sambil tetap menahan tawa sedangkan Sasuke tetap memasang pose coolnya.

“Sekarang gantian kalian yang mengenaljan diri, mulai dari kiri” Kakashi menengok ke arah muridnya yang duduk di sebelah kiri, Naruto.

“Yosh! Namaku Uzumaki Naruto, walaupun tubuhku berubah menjadi perempuan aku tetap berjiwa laki-laki, apa yang aku suka adalah makan mie ramen dan berlatih. Yang aku tidak sukai adalah bila temanku tersakiti, dan impianku—“ Kakashi tersenyum mendengar omongan Naruto, sepertinya Naruto benar-benar berubah dan menjadi lebih dewasa, walaupun nada bicaranya masih seperti anak-anak.

“Adalah menjadi ninja yang di segani di desa ini, menjadi ninja nomor 1 di desa, dan membuat masa depan menjadi cerah!” Kurama menyeringai mendengarnya.

Dan untuk mencapainya maka aku akan membu—Hmph” Naruto dengan cepat menutup mulutnya dan berpura-pura batuk, tidak sengaja Kurama merasuki tubuhnya dan bahkan berbicara secara terang-terangan, suara yang keluar terdengar serak dan menakutkan.

Kakashi, Sasuke, dan Sakura menatapnya tidak percaya.

‘Ku-KURAMAAA!!!!!’ di dalamnya ternyata Kurama juga menutup mulutnya.

Ck, sepertinya aku merasuki tubuhmu karena terlalu bersemangat secara tidak sengaja, maaf Kit’ Kurama menahan kembali chakranya.

“A-ahaha… maaf… sepertinya tadi tenggorokkanku tiba-tiba terasa sakit” Naruto tertawa canggung dan menggaruk belakang kepalanya “Maksudku tadi itu ‘untuk mencapainya maka aku akan membuat diriku menjadi kuat”

Sasuke menghela nafas lega, ia kira tadi Naruto ada apa-apa. Ia tidak menyadari bahwa chakra milik Kyuubi sedikit keluar, begitu juga dengan Sakura.

‘Yang tadi itu…’ Tetapi sepertinya tidak untuk Kakashi, ia menyadari chakra milik Kyuubi hampir saja menguasai seluruh tubuh Naruto, tetapi chakranya tidak meluap secara langsung, melainkan perlahan-lahan dan teratur, tetapi tiba-tiba saja di tarik kembali dan menghilang.

“Hobiku… etto… mengerjai orang!” Naruto yang mengetahui Kakashi mulai terlihat mencurigainya mencoba mengganti suasana.

‘Apa cuma bayanganku saja? Yah… walaupun sudah berubah jadi perempuan… sepertinya ada yang tidak bisa di hilangkan’ Kakashi menggeleng pelan tetapi pada akhirnya tersenyum juga ‘Yah, setidaknya dia sudah mulai dewasa’

“Dan orang yang paling aku sukai adalah Iruka-sensei!” Naruto tersenyum lebar ‘Kalau yang paling di sayangi sih Ayah, Ibu, dan Kurama!’

Oi Kit, kalau mau ngomong di pikir dulu’ Kalau saja Kurama itu manusia, pasti ia sudah ketahuan sedang blushing dan terlihat gugup, ia menggaruk pipinya dan bingung mau memasang exspresi apa.

‘Ini juga aku mikir kok, bukannya ngomong’ Di dalam, Naruto sedang tertawa dan menepuk kaki Kurama.

“Baiklah, selanjutnya” Entah mengapa Kakashi merasa tidak enak mendengarnya dan akhirnya menengok ke sebelah Naruto, Sakura.

Sasuke juga yang mendengarnya merasa sedikit tidak enak dan entah mengapa sedikit iri… eh salah—cemburu deh.

Ada yang mau bertanya mengapa Sakura duluan?

Ternyata Sakura duduk di tengah untuk memisahkan jarak antara Sasuke dengan Naruto.

“Namaku Haruno Sakura, hal yang aku sukai adalah… yah… orang yang aku sukai adalah… dan impianku di masa depan adalah… uhm…?” Sakura terus saja melirik Sasuke saat menghentikan omongannya.

“…” Kakashi sweatdrop melihat dan mendengarnya, Naruto hanya terkekeh pelan, Sasuke memutar bola matanya dengan bosan, dan Kurama mengikuti apa yang di lakukan oleh Sasuke.

“Apa yang aku benci adalah… Naruto” Sakura melirik kesal Naruto, yang di lirik hanya tertawa canggung dan menggaruk bagian belakang kepalanya.

Aku juga membencimu bangsat! Akan aku bunuh kamu suatu saat’ Kurama mengerang benci dan mencoba memasuki tubuh Naruto untuk memberikan deat glare mautnya, tetapi di tahan Naruto.

‘Hoi! Jangan bikin masalah!’ Naruto memarahi Kurama, yang di marahi membuang muka dengan cueknya.

‘Aaah… fangirl tingkat akut yang lebay… hal yang paling aku tidak suka’ Kakashi berfikit sambil sweatdrop, ia melirik ke arah Naruto, melihat Naruto yang hanya tertawa canggung dan sepertinya tidak terlalu memasukkan dalam hati membuatnya lega.

“Hobiku adalah—“ sebelum Sakura menyelesaikan kata-katanya ia sudah di potong oleh Kakashi.

“Oke, selanjutnya” Karena tidak mau mendengar atau melihat hal yang tidak enak, Kakashi mengalihkan omongan dan pandangannya ke arah Sasuke.

“Namaku Uciha Sasuke, ada banyak yang aku tidak suka… salah satunya adalah perempuan yang menyebalkan” Sakura yang tidak menyadari dirinya langsung tersenyum puas, mengira itu adalah Naruto, Naruto sepertinya tidak mendengarnya karena sedang adu argument dengan Kurama soal yang tadi.

“Tidak banyak hal yang aku sukai, aku menyukai orang yang tidak menggangguku dan pekerja keras” Sasuke melirik sekilas Naruto yang terlihat seperti sedang memandang kejauhan tetapi sebenarnya lagi adu bacot sama Kurama.

“Ambisi—tidak, Impianku adalah menghidupkan kembali clankan dan—“ Sasuke memberi jeda sebentar, ia menghela nafas pelan “Mencoba mengetahui rahasia dan alasan dari ‘seseorang’ sampai ia benar-benar memberitahuku”

‘Apa… ini tidak seperti yang aku pikirkan… kenapa ia tiba-tiba berubah?’ Kakashi menatap bingung ke arah Sasuke.

Naruto yang sudah selesai adu bacot dengan Kurama dan mendengar omongan Sasuke langsung tersenyum ke arahnya, wajah Sasuke sedikit memerah dan tidak berani bertemu mata dengan Naruto.

“Hobimu apa Sasuke?” Naruto yang sekali lagi mendeteksi mood milik Kakashi mencoba membuatnya lebih santai “Menanam tomat?”

Sasuke yang mendengarnya langsung mendekat ke arah Naruto dan memukul lengannya “Jangan ngomong yang tidak benar Dobe!! Hobiku adalah latihan!”

Naruto tertawa mendengarnya di ikuti Sakura yang mencoba tertawa dengan se-elegan munkin dan Kakashi yang mencoba menahan tawa.

“Ok! Hari ini cukup pengenalan, besok kita akan melakukan tugas untuk ninja” Kakashi sudah bisa menahan tawanya membetulkan caranya duduk.

“Pertama kita akan melakukan sesuatu dengan hanya kita berempat” Naruto tersenyum, ia sudah tahu apa yang akan Kakashi katakan.

“Survival Training” Kakashi melipat kedua tangannya di depan dadanya dan mengangguk.

“Survival Training?” Sasuke menaikkan sebelah alisnya.

“Kenapa tugas pertama kamu harus latihan? Kami sudah belajar cukup banyak di akademi” Sakura memandang bingung Kakashi.

“Ini bukanlah latihan biasa, kali ini aku akan menjadi musuh kalian” Sasuke dan Sakura masih memandang bingung Kakashi, Naruto juga ikut agar tidak di curigai.

“Lalu? Apa itu?” Sakura terlihat sedikit kesal karena belum mengerti apa yang di katakana oleh Kakashi.

“Hehehe” Kakashi tertawa pelan.

Sasuke manatap penuh curiga ke arahnya.

“Apa yang lucu sensei?” Naruto mengubah nada suaranya seperti penasaran.

Aku tidak tahu kalau kamu bisa akting, Kit’ Kurama yang mendengarnya hanya menatap usil dirinya.

“Kamu akan ketakutan bila kamu mendengarnya” Naruto sudah memperiapkan diri untuk memasang exspresi terkejut.

“Dari 27 orang yang lulus hanya akan ada 9 orang yang terpilih menjadi genin. Yang lain akan kembali ke akademi. Latihan ini sangatlah sulit dengan rata-rata kegagalan di atas 66 persen” Kakashi memasang exspresi serius dan menakutkan.

Naruto berpura-pura kaget dan seperti biasa, Kurama mengejeknya.

Sasuke sedikit tersentak kaget.

Sakura memasang exspresi aneh.

“Hahahaha! Sudah aku katakan, kalian akan ketakutan” Kakashi tertawa melihat exspresi mereka bertiga.

“Baiklah, aku akan menunggu kalian di tempat latihan dan kalian sebaiknya tidak usah makan siang, karena takutnya kalian akan muntah” Kakashi mengeluarkan tiga lembar kertas “Detailnya ada di kertas ini, jangan terlambat oke?”

“AKAN MUNTAH? APAKAH TUGASNYA SESULIT ITU?” Sakura berteriak panik.

‘Bila aku gagal maka aku akan terpisah dari Sasuke! Ini adalah ujian untuk cinta!’ Sakura terlihat semangat… dengan hal yang tidak jelas…

Sasuke meremukkan kertas tersebut tanpa berekspresi sama sekali.

Naruto membaca kertas itu dengan seksama sambil tersenyum nostalgia, ia melipatnya dan menyimpannya di dalam kantung bajunya.

“Baiklah! Aku akan latihan!” Sakura meninggalkan tempatnya dan berlari keluar untuk pulang ke rumah… maaf, saya enggak salah sebut, memang pulang ke rumahnya kok.

“Eh! Sakura! Tung—“ Sakura sudah keburu hilang dan pergi, Naruto menghela nafas dan menyimpan porsi bekal untuk Sakura.

“Ah, Teme, ini sebagai ucapan terimakasih” Naruto memberikan tiga buah nasi kepal yang sudah di bungkus kepada Sasuke “Untuk sensei juga ada, sebagai tanda dan perayaan tim 7 saja”

“Eh? Untukku? Terimakasih” Kakashi menerimanya dan tersenyum

“… Terimakasih” Sasuke menerimanya sambil tersenyum kecil.

“Aku pergi duluan ya” Naruto melambai ke arah Sasuke dan Kakashi sambil berjalan ke arah rumahnya.

Berberapa detik kemudian Sasuke juga ikut pergi, meninggalkan Kakashi sendirian.

Kakashi membuka bekal buatan Naruto dan memakannya satu buah.

‘…! Bagai mana dia bisa tahu kalau aku suka ini?” Kakashi menatap isi dari nasi kepal tersebut; ikan kesukaannya yang di bakar dan di taburi garam.

‘Heh… dia benar-benar berubah’ Kakashi tersenyum dan memakan sampai habis nasi kepalnya dan menyimpan sisanya.

(Break)

Naruto tengah berguling-guling di atas tempat tidurnya, ia sedang berfikir keras untuk besok.
Ia menutup matanya untuk bertemu secara langsung bertemu dengan Kurama.

“Besok aku akan menggunakan chakraku dan aku ingin kamu menahan chakramu sebisamu, bisa-bisa kita ketahuan oleh Kakashi-sensei” Kurama mengangguk.

“Dan tolong jangan lakukan hal seperti tadi, tadi itu hampir saja aku ketahuan!” Kalau yang ini Kurama langsung membuang mukanya.

Huh, awas saja perempuan itu… aku akan benar-benar membunuhnya… hehehe” Tiba-tiba saja Kurama tertawa dan menyeringai.

“Apa yang kamu pikirkan? Kalau kamu sudah tertawa seperti itu pasti ada apa-apanya!” Naruto menatap penuh curiga ke arah Kurama.

Nanti saat kau bertarung dengan jinchuriki dari Shuukaku kau pasti membutuhkan bantuanku, aku bisa saja tidak sengaja membunuhnya… hehehe” Naruto terdiam mendengarnya, ia jadi mengingat Gaara…

Gaara akan kembali menjadi dirinya yang dulu, yang kelam, tanpa kasih sayang, di jauhi oleh warga desa, dan selalu sendirian.

Kurama yang menyadari Naruto yang terlihat sedih dan memandang ke bawah langsung mengangkatnya dan membaringkannya di antara ekornya, membuat Naruto tiduran di atas salah satu ekornya dan menyelimutinya dengan ekornya yang lain.

Lebih baik sekarang kamu beristirahat, besok kamu akan berlatih dan karena tubuhmu yang masih kecil kamu belum bisa spenuhnya menahan chakraku…” Naruto pelan-pelan menutup matanya, ia merasa nyaman dan memeluk ekor milik Kurama, air mata mengalir perlahan dari matanya.

“Terimakasih… Kurama…” Kurama menghapus bekas air mata di pipi dan di bawah mata Naruto menggunakan jarinya secara perlahan-lahan, tidak ingin kukunya menusuk atau melukai Naruto.

Heh, dasar cengeng… sama-sama, Kit” Kurama membetulkan posisinya untuk tidur, ia menutup matanya dan mengikuti Naruto ke alam mimpi.

(Break)

Naruto sudah siap dengan perlengkapan ninjanya, ia tengah memasak untuk di jadikan bekal lagi.
Kali ini ia mengganti pakaiannya dengan model yang lain; kaus tanpa lengan berwarna hitam, jaket lengan pendek berbahan tipis berwarna orange muda, celana pendek berwarna orange tua, dan sepatu bots panjang.

Alasannya? Agar lebih mudah bergerak dan bahannya juga lebih tipis dan menyerap keringat agar ia bisa dengan mudah bergerak dan tubuhnya tidak lengket karena keringat.

Hoi! Kit, bisakah kamu berhenti menggunakan baju berwarna orange? Aku bosan melihatmu menggunakan menggunakan baju berwarna itu terus’ Kurama menatap bosan Naruto, walau sudah ganti model tetapi warnanya selalu saja sama.

“Yang membelikannya bukan aku, aku juga menyukai warnanya karena cerah” Naruto meneruskan membuat nasi kepalnya, setelah selesai ia membungkusnya dan menyimpannya ke dalam tas yang berisi alat-alat ninjanya bersamaan dengan handuk kecil dan dua botol air dingin.

Setelah selesai membereskan bekas memasaknya ia keluar rumah dan mengunci pintu masuknya, ia berjalan santai ke arah sungai yang berisi air panas.

Di perjalanannya ia tidak sengaja bertemu dengan Sasuke yang kebetulan baru dari supermarket.

“Ah! Teme!” Naruto berlari ke arahnya sambil melambai, Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah suara yang memanggil dirinya.

“Dobe? Apa yang kamu lakukan sepagi ini?” Sasuke menaikkan sebelah alisnya.

“Aku mau pergi latihan di sungai dekat tempat pemandian air panas” Naruto menyeringai dan berjalan bersama Sasuke, kebetulan arah tujuan mereka berpapasan.

“Latihan? Latihan apa?” Sasuke menatap bigung Naruto, seingatnya Naruto selalu saja bangun siang bila ada kesempatan dan terkadang datang ke kelas dengan penampilan acak-acakkan.

“Hehehe, kamu mau ikut? Kamu pasti belum pernah mempelajarinya, latihan memanjat pohon menggunakan kaki, bukan tangan” Naruto tersenyum dan menarik Sasuke agar berlari ke arah tempat tujuannya.

“Oi! Aku belum setuju Dobe!” tetapi ia diam saja dan membiarkan Naruto menariknya “Yasudah deh, aku ikut saja”

Naruto menyeringai mendengarnya, ia juga menahan tawa.

(Break)

Sasuke sedang duduk di depan pohon yang tadi ia coba panjat, keringat membasahi seluru tubuhnya dan wajahnya, ia tengah mengatur nafasnya yang tersengal akibat kelelahan.

“Nah! Lihatkan? Kamu pasti bisa!” Naruto melompat dari atas pohon di seberangnya dan mendarat tepat di depannya, ia mengulurkan tangannya dan membantu Sasuke berdiri.

“Heh… bagai mana bisa kamu sampai setinggi itu dalam waktu singkat?” Sasuke menerima sebotol air dingin dari Naruto dan meminumnya sampai habis.

“Munkin… karena pengendalian chakraku sudah tinggi?” Naruto tersenyum lalu memberikan Sasuke handuk kecil untuk mengeringkan keringatnya.

“Heh… sepertinya bukan hanya tubuhmu saja yang berubah… kekuatanmu juga berubah” Sasuke mengeringkan keringatnya dengan handuk pemberian Naruto “Kau… munkin… lebih kuat dariku”
“Tidak kok” Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah Naruto.

“Heh, tidak usah merendah diri—“ Omongannya di potong oleh Naruto sebelum ia bisa menyelesaikannya.

“Kamu lebih kuat dariku kok, kamu hanya belum bisa sepenuhnya menguasai sharingan milikmu, aku bisa begini juga terimakasih dengan Kura—Kyuubi” Naruto tersenyum melihat exspresi kaget Sasuke “Tahu dari mana aku? Tentu saja dengan membaca buku”

Tetapi hati-hati saja, setelah ia membangkitkan sharingannya ia harus di bimbing agar tidak terkena kutukan selalu turun menurun menimpa klan uchiha’ Kurama menambahkan, walau sebenarnya Sasuke tidak bisa mendengarnya—tidak, lebih baik ia jangan mendengar dulu.

“Heh, kamu memang mendadak menjadi pintar” Naruto tersenyum lebar mendengar pujiannya.

“Sudah jamnya kita bertemu di tempat yang di tunjukkan Kakashi-sensei, lebih baik kita berangkat sekarang—eh?” Sasuke menatap bingung Naruto yang menawarkannya nasi kepal buatannya “Bukannya kata Kakashi kita tidak usah makan siang?”

“Dia bilang ‘lebih baik’. tetapi menurutku kita harus tetap makan siang, kita tidak akan memiliki tenaga kalau kita tidak makan siang” Sasuke memandangnya sebentar dan dengan ragu-ragu mengambil nasi kepal dari Naruto “Lagi pula kita juga habis berlatih”

“Hmn, arigato” Sasuke memakan nasi kepalnya, ia terkejut dan lalu melihat isi dari nasi kepalnya; katsuobushi dan tomat. Sama seperti kemarin, makanan kesukaannya.

‘Bagai mana dia bisa tahu?’ Sasuke memakan sampai habis nasi kepalnya sambil berjalan bersama Naruto menuju tempat di mana mereka akan menerima tugas pertama kali mereka, melwan Kakashi.

Perubahan sikap Naruto telah merubah banyak hal, dari ambisi utama Sasuke sampai perlakuan dan anggapan Kakashi terhadap dirinya. Apakah hal itu juga akan terjadi dengan yang lainnya? Bagaimanakah hasil ujian yang akan di berikan oleh Kakashi? Akankah Naruto menjadi yang ‘di ikat’ kembali? Apakah ia bisa menyembunyikan bahwa Kyuubi sudah berhasil ia kendalikan dari Kakashi?

Jawabannya : As always, lets wait for the next chapter to know the answer

To Be Continue


!Author Notes! (Answer)

Yosh! Seperti janji saya yang pernah saya katakan, Up-Date kilat!

Di karenakan Review sudah banyak! Saya benar-benar bahagia melihat begitu banyak review dan yang menyukai fic bikinan saya

Ada yang mau bertanya mengapa Kurama memanggil Naruto ‘Kit’?

Jawabannya : Itu sih yang aku dengar dari asistenku, katanya Kurama manggil Naruto itu ‘Kit’. Itu benar atau tidak ya? Aku sudah lama enggak baca mangan Naruto… nontonnya juga rada jarang sekarang, soalnya aku rada sibuk dan belum bisa nonton banyak anime, bisanya nulis… nulis sih di sekolah juga bisa

Yak! Sekian dulu! Seperti biasa saya boleh meminta reviewnya reader?

Dan seperti biasa juga; saya mohon jangan flame

Jaa nee~ ciao ciao~





Perasaan Author di saat membaca Chapter ini 2 tahun kemudian

Saya tidak tahu apa yang saya pikirkan di saat menulis chapter ini
seingat saya, saya menulisnya sambil menonton TV di kamar....
Apakah saya menulisnya dalam keadaan mabuk? karena saya tidak menemukan logika
tapi mengingat saya tidak suka minum-minum dan umur saya masih belum legal...
apa yang saya pikirkan dulu saya sendiri tidak mengerti
Maafkan saya sakura...



No comments:

Post a Comment