Sunday, July 10, 2016

To The past (Chapter 10)

(Perhatian, cerita yang baru memiliki plot yang berbeda dan berubah banyak)


Disclaimer : Anime serta Manga Naruto adalah milik Masashi Kishimoto
Warning : mengandung GenderBender, Semi-AU, Time Travel, Mild Sakura Bashing, Miss Typoo, dll

!Author Notes!

Selamat datang kembali wahai readerku yang sudah mau bersabar menunggu Author untuk Up-Date fic ini…

Mohon maaf bila Up-Datenya memakan waktu lebih lama dari yang saya perkirakan, alasannya karena sibuk belajar dan adikku tidak mengizinkanku untuk meminjam komputernya walau hanya sebentar dan laptop yang aku gunakan untuk menulis LCDnya retak dan harus di betulkan…menyedihkan sekali

Tetapi pada akhirnya saya bisa menulis lagi karena ulangan sudah selesai

Ada berberapa hal yang ingin Author sampaikan dan juga menjawab berberapa pertanyaan yang (munkin) di tanyakan oleh para Reader sekalian

N (Notice Answer): Terimakasih banyak untuk para reader sekalian yang me-maklumi kesibukan Author dalam kehidupannya sekali-kali, Author merasa sangat senang mendengarnya

C (Correction): Mohon maaf atas kesalahan Author dalam Notice sebelumnya, yang benar adalah ‘Chapter 10 kemunkinan akan di post pada hari minggu’ bukan chapter 11

Q (Question): Pada chapter sebelumnya, apakah maksud dari tulisan yang di blok dengan warna hitam? Poem? Atau *insert your guess here*?
A (Answer): Kalimat yang di ‘Bold’ itu adalah kata-kata yang di ucapkan oleh Kurama, lebih tepatnya pikiran Kurama. Saya tidak akan menjelaskan kenapa Kurama berfikir seperti itu karena akan membuat spoiler

N: Anou…ada yang mengirimkan saya link agar dapat membuka FFN tanpa di blokir tetapi sayangnya linknya tidak muncul sama sekali…

N: Ada yang menyarankan untuk membuka FFN melalui opera mini…sayangnya di lappie Author tidak ada *Sigh*

Ada berberapa scene dari anime/manga yang di ganti dan tidak di perlihatkan (terutama battle scene di karenakan Author sedang berlatih untuk menulisnya dan belum mahir, semoga saja Author bisa membuat battle scene yang bagus di chapter depan nanti)

Sekian dulu bacotan dari Author, terimakasih banyak sudah menunggu~!



(Break)

Apakah kamu mengetahui bahwa setiap langkah yang kamu ambil sekarang akan bisa mengganti masa depan?” Naruto terdiam mendengar omongan Kurama
.
‘Apa maksudmu, Kurama?’ Kurama menyeringai mendengarnya, ia bahkan tertawa ‘Hei! Jawab pertanyaanku! Jangan membuatku penasaran begini!’

Apakah kamu tidak melupakan sesuatu yang penting?” Kurama menyeringai, memperlihatkan giginya yang tajam dan menakutkan “Akanku berikan petunjuk: hal yang paling aku sukai

Naruto merenung, apa yang di sukai oleh Kurama?

Hal-hal yang di sukai oleh Kurama tidaklah banyak, Kurama tidak pernah mengatakan apa hal yang ia sukai dan apa yang ia tidak sukai kepadanya.

“Apakah kamu akan membencinya Naruto?”

“Bunuh saja wanita brengsek itu!”

“Aku bisa dengan mudah membuat seperti Shuukaku tidak sengaja membunuhnya”

“Jangan dekati wanita brengsek itu!”

“Aku sangat senang melihat ia menderita”

“Untuk mencapainya aku akan membu—“

“Akan aku bunuh kamu suatu saat”

“—Kebencian adalah hal yang paling aku sukai”

“Pertumpahan darah adalah hal yang paling kami sukai”

Mata Naruto membulat saat ia mengerti apa yang di maksud oleh Kurama.

‘Inari!’ ia baru ingat bahwa ia seharusnya tidak ikut pergi di pagi hari bersama dengan Kakashi dan yang lain, ia seharusnya bangun terlambat dan ia akan menemukan jejak bahwa ninja bayaran Danzo akan datang ke rumah Tazuna untuk membunuh keluarga Tazuna!

“Kamu baru menyadarinya? Sepertinya ingatanmu tidak sebaik Sasuke, Hahahaha” Kurama tertawa sinis, seperti ia menikmati penderitaan (baginya) Naruto.

“Se-sensei!” Naruto tiba-tiba menarik tangan Kakashi untuk menarik perhatian senseinya.

“Aku ada sesuatu yang ketinggalan di rumah! Aku harus segera mengambilnya, kalian bisa pergi duluan dan aku akan menyusul kalian, bye!” Naruto langsung berlari kencang kembali ke arah rumah Tazuna tanpa menunggu jawaban dari Kakashi.

“He-hei! Tunggu dulu Naruto!” Kakashi mencoba untuk menarik tangan Naruto tetapi Naruto sudah keburu menghilang dan sudah berlari.

“Tidak sopan sekali dia!” Sakura mendecak kesal.

“Diam Sakura, munkin ia lupa membawa barang pentingnya” Sasuke mendeath glare Sakura dan lalu melanjutkan perjalanannya “Lebih baik kita melanjutkan perjalanan kita”

Sakura hanya mengangguk pelan dan menyimpan rasa kesal di campur benci kepada Naruto.

Kakashi memandang jalanan yang Naruto lalui sebelum melanjutkan perjalanannya kembali ‘Naruto benar-benar…sangat mencurigakan’

(Break)

Naruto berlari sekuat tenaga dan secepat munkin ke arah rumah Tazuna.

Di perjalanannya menuju rumah Tazuna ia berhenti seketika, ia memandang horror pemadangan di depannya.

Dua buah tubuh tidak bernyawa terlihat di depannya yang di sekelilingnya penuh dengan darah dan bekas sayatan senjata.

Seseorang berdiri di depan kedua tubuh tersebut, orang itu berlumuran—tidak, ia bagaikan sedang mandi menggunakan darah.

Orang itu menyadari keberadaan Naruto dan membalik tubuhnya, ia tersenyum di saat melihat Naruto “Hai…”

Naruto kehabisan kata-kata dan tidak tahu harus berbuat apa terhadap orang di depannya tersebut, ia hanya bisa diam membatu di tempatnya layaknya ia terkena sihir medusa.

“…Kenapa diam saja?” Orang tersebut berjalan mendekati Naruto dan melambaikan tangannya di depan mata Naruto sambil menatapnya dengan tatapan bingung “Halo? Naruto?”

Naruto tersentak kaget dan melompat ke belakang untuk menjauhkan dirinya dari orang di depannya “Gyah!”

Orang tersebut menatap Naruto dengan pandangan lebih bingung; tidak mengerti mengapa Naruto menjauh darinya “Kenapa?”

“Kau! Mengagetkanku!” Naruto yang akhirnya tersadar dari lamunan dan shyoknya langsung menatap kesal orang di depannya “Apa yang kamu lakuakn di sini! Apa yang terjadi bila ada orang yang melihatmu!”

“Aku sudah sangat berhati-hati” Orang tersebut menjawab dengan singkat dan menghela nafas “Aku tidak secerobohkau”

Perempatan muncul di dahi Naruto saat ia mendengar komentar dari orang di depannya “Aku tidak ceroboh!”

“Lalu kenapa kamu bisa terbunuh?” Naruto terdiam mendengarnya dan membuang mukanya “Itu adalah bukti bahwa kamu ceroboh dan dengan gampang menurunkan pertahananmu, padalhal kau tahu bahwa kau sedang di tengah medan perang”

Dengar omongannya Kit! Naïve juga salah satu hal yang harus kamu hapus dari dirimu bila kamu tidak mau masa depan terulang lagi” Kurama mendesis pelan.

“Seperti yang Kyuubi katakan, kamu harus mengubah sikapmu”

Hei! Jangan seenaknya masuk dan menguping omonganku!

Naruto menghela nafas pelan “Iya iya, aku akan mengubah sikapku dan berlatih lebih keras”

Orang di depan Naruto tersenyum kecil dan menepuk kepala Naruto dengan pelan “Selamat berjuang”

Naruto mengangguk “Dan terimakasih sudah membantuku, aku kira aku bisa-bisa datang terlambat dan gagal menyelamatkan Tsunami dan Inari…”

“Jadikan hal ini pelajaran” Orang tersebut mengacak-acak rambut Naruto “Bahwa tidak baik untuk mengganti masa lalu terlalu banyak karena akan ada konsekuensinya”

Naruto mengangguk tanda mengerti “Aku mengerti”

Orang di depan Naruto tersenyum puas dan mengangguk “Kalau begitu aku pergi dulu”

Naruto tersenyum dan melambai ke arahnya di saat ia berjalan pergi sebagai tanda perpisahan “Sampai jumpa lagi”

Kit, bagai mana dengan yang sedang mengantar Tazuna? Lebih baik kita pergi ke sana secepatnya

“Tidak perlu buru-buru, aku belum seharusnya datang sekarang, aku tidak mau mengganti masa lalu terlalu banyak dan ada kenangan tertentu yang aku tidak ingin ubah” Naruto menegok ke arah kedua assassin yang telah mati dan sekitarnya “Uwah… ia tidak main-main ya kalau dalam hal bunuh membunuh”

Kurama terkekeh pelan “Kamu kira dia akan membiarkan mereka hidup dan hanya membuat mereka tidak sadarkan diri? Pikiran yang sangat bodoh, apakah kamu tidak ingat masalalunya? Walaupun ia telah ada di sisi kita

Naruto menghela nafas lelah “Iya aku tahu, tetapi kalau keadaannya seperti ini bisa-bisakan di ketahui oleh orang di desa atau munkin bahkan Kakashi-sensei, bisa-bisa terjadi kerusuhan”

Kalau begitu cepat bersihkan! Kita tidak boleh ketahuan dan ia juga bisa-bisa terlacak keberadaannya

“Aku bukan pembantumu Kurama! Jangan memerintahku, kamu juga harus membantuku!”

Cih…

(Break)

 ‘KENAPA AKU TIDAK MENYADARINYA!’ Naruto berlari dengan cepat ke arah rumah Tazuna dengan panik ‘Bodoh, Bodoh, Bodoooooh!!’

Hei Kit, kamu mengatai dirimu sendiri bodoh, lama-lama kamu akan menjadi bodoh betulan

‘Aaah! Diam dulu Kurama! Bisa-bisa aku terlambat menyelamatkan Tsunami!’ Naruto berhenti di sebuah dahan pohon di depan rumah Tazuna dan mulai mengatur nafasnya.

Tsunami tengah di ikat kedua tangannya dan sedang di bawa oleh dua assassin kiriman Gato dengan Inari yang berdiri di belakang mereka, mencoba menyelamatkan Tsunami.

Ternyata kedua assassin yang tadi terbunuh itu bukanlah pembunuh bayaran milik Gato, melainkan assassin biasa yang melihat keberadaa’nya’ dan mau tidak mau harus di bunuh agar tidak menyebarkan berita.

Naruto melompat ke arah Inari dan menariknya untuk menghindari serangan dari kedua pembunuh bayaran Gato dengan menggunakan kawamiri no jutsu.

 “Ka-Kawamiri no jutsu!?” Kedua pembunuh bayaran Gato menatap tidak percaya potongan dahan pohon yang tadi mereka potong.

“Maaf aku terlambat” Naruto meletakkan Inari di sebelah Tsunami yang sedang pingsan dan tersenyum “Tetapi pahlawan memang selalu datang pada detik-detik terakhir”

“Naruto…” Inari menatap tidak percaya Naruto.

“Kerja bagus Inari!” Naruto tersenyum dan menepuk pelan kepala Inari.

“Heh, ternyata hanya ninja bodoh yang di bayar oleh Tazuna” salah seorang pembunuh bayaran Gato mendecak, seperti meremehkan Naruto.

Oi Kit, aku merasa kesal mendengar orang itu, dia bagianku

Naruto sweatdrop mendengar Kurama tetapi akhirnya bangun dari posisinya dan menatap kedua pembunuh bayaran tersebut “Berkatmu yang bisa membuat mereka teralihkan, aku jadi bisa menyelamatkan ibumu”

Kedua pembunuh bayaran itu langsung berlari kea rah Naruto dengan senjata mereka sudah di pegang dan siap membunuh Naruto.

“A-apakah kamu akan baik-baik saja?” Inari mundur sedikit ke belakang untuk memberi Naruto ruang gerak agar Naruto bisa bertarung.

“Ya” Naruto mengeluarkan dua buah shuriken miliknya dan melempar kea rah dua pembunuh bayaran Gato.

“Heh! Benda seperti itu tidak akan bisa melawan kami” kedua pembunuh bayaran Gato memblokir shuriken milik Naruto dengan mudah.

“Bodoh” Naruto menyeringai dan tiba-tiba saja dua buah bunshin miliknya muncul entah dari mana, dengan salah satunya yang berbeda sendiri .

Bunshin milikna hanya menendang pembunuh bayaran milik Gato agar ia pingsan, sedangkan yang satunya lagi di tendang kepalanya hingga mental dan menabrak pohon (di pastikan akan mengalami gegar otak).

Khehe, sudah lama aku tidak menyiksa seseorang” kata Kurama dalam bunshin Naruto dengan pelan sebelum akhirnya menghilang.

Naruto facepalm dan lalu menutup mata Inari agar tidak melihat kekejaman di depannya.

“Eh?” Inari hanya bisa diam saja dan terlihat kebingungan.

Setelah memastikan bahwa Inari tidak terluka dan mengikat kedua pembunuh bayaran milik Gato dengan kuat, Naruto mengambil kembali shuriken yang tadi ia lempar dan menyimpannya kembali.

“Bagaimana kamu bisa tahu bahwa kedua samurai tersebut akan datang ke sini?” Tanya Inari.

“Di hutan ada babi hutan yang terluka parah, lukanya seperti sabetan pedang. Ditambah lagi pohon-pohon di sekitarnya juga banyak bekas sabetan pedang, selain itu—” Naruto tersenyum dan lalu menepuk kepala Inari “Kamu sangat kuat Inari”

Inari tersiam mendengar kata-kata Naruto, pelan-pelan air mata mulai keluar dari matanya, semaki lama semakin deras.

“Sial” Inari mencoba menghapus semua air matanya dengan tangannya tetapi gagal karena air matanya tidak berhenti mengalir “Sial”

“Hm?” Naruto menaikkan sebelah alisnya dan menatap bingung Inari.

“Aku sudah memutuskan untuk tidak menangis lagi” Inari menggosokkan tangannya ke pipinya untuk menghapus jejak air matanya yang tidak mau berhenti mengalir “Kamu pasti akan mengataiku dan mengataiku kalau aku ini anak cengeng”

Naruto tersenyum penuh arti mendengarnya “Apa yang kamu bicarakan?”

Anak cengeng

‘Diam Kurama’

“Eh?” Inari berhenti menghapus air matanya dan menatap bingung Naruto

Naruto masih ingat betul apa yang di katakan oleh Iruka-sensei di saat pertama kali ia berhasil menggunakan jurus 1000 bayangan, ingatan tersebut kembali lagi kepadanya dan membuatnya tersenyum lebar.

Klise…

‘Diam Kurama’

Naruto melipat kedua tangannya di pelakang kepalanya dan tersenyum “Menangis itu tidak apa-apa di saat kamu sedang senang!”

Inari terdiam.

‘kak Na-Naruto’ air mata semakin deras saja keluar dari mata Inari.

“baiklah”Naruto membalik tubuhnya dan menatap kedua pembunuh bayaran milik Gato yang sudah terikat “Bila mereka menyerang ke sini berarti yang sedang ada di jembatan pasti juga sedang dalam bahaya”

Naruto menengok sedikit ke arah Inari “Aku bisa mengandalkanmu-kan?”

“Ya!” Inari menghapus sisa air matanya dan mengangguk.

“Aah! Menjadi pahlawan itu sulit ya!” Naruto menyeringai dan mulai berlari menninggalkan Inari.

“Memang sulit!” Inari tersenyum lebar.

(Break)

“Kurama, aku pinjam sedikit cakramu dulu, aku ingin mengejar ‘dia’ sebentar, ada yang ingin aku tanyakan kepadanya” Naruto bersiap-siap untuk menerima chakra milik Kurama tetapi belum sempat Kurama meresponnya, seseorang sudah menendangnya terlebih dahulu.

“Jangan bertindak gegabah, nanti kalau ketahuan bisa-bisa gawat” Orang yang menendang Naruto menghela nafas pelan “Ada apa denganku?”

“Aduh!” Naruto menengok kea rah orang yang menendangnya “Tidak usah menendangku…Itachi!”

Uchiha Itachi hanya diam saja dan memandang Naruto dengan pandangan kosong, diam-diam ia menahan tawa “Jadi, ada perlu apa?”

“Aku ingin menanyakan keadaannya, apakah ia sudah membaik?” Naruto menghela nafas lelah, Itachi sedikit berubah setelah peperangan.

“Dia?” Itachi diam sebenar sebelum mengerti siapa yang di maksud oleh Naruto “Ia baik-baik saja, dia bahkan sedang berlibur dengan kamu-tahu-siapa di sebuah pemandian air panas”

Naruto tersenyum mendengarnya “Hahaha, aku tidak bisa membayangkan mereka sedang berlibur”

Itachi tersenyum kecil “Lalu? Apa lagi?”

“Kenapa kamu juga tidak ikut berlibur?”

“Hm?”

“Aku bertanya, kenapa kamu tidak berlibur juga?”

Itachi terdiam sebentar sebelum memandang ke arah kejauhan “Aku masih banyak urusan”

Naruto terdiam sebentar sebelum tersenyum “Kalau begitu kamu lebih baik berlibur sebentar setelah pekerjaanmu selesai~! Ganbatte untuk pekerjaanmu~”

“Hn” Itachi mengangguk pelan dan menepuk kepala Naruto “Jaa ne”

“Bye~” Naruto melambai ke arah Itachi yang sudah berjalan pergi.

Kit, aku butuh liburan!” Tiba-tiba saja Kurama berbicara.

“Eh?” yang masuk ke dalam pikirannya menatap bingung Kurama.

Aku lelah setelah berperang, aku butuh istirahat dan menghilangkan rasa lelahku! Aku butuh hiburan setelah sekian lama selalu di kurung dan tidak bebas melakukan apa-apa! Hanya di saat aku bersamamu saja aku bisa bebas seperti ini!” Kurama menghentak-hentakkan ekornya dengan keras dan di mata Naruto; mirip sekali dengan anak kecil yang arogan dan ingin di penuhi permintaannya.

“Phu—hahahahahah” Naruto tertawa keras dan menepuk-nepuk kaki Kurama “Ya ampun! Kamu ada-ada saja Kurama!”

Hei! Aku serius! Aku ingin sangat membutuhkan liburan! Bayangkan saja, aku—tidak, kamu dan aku belum sama sekali istirahat setelah dari peperangan! Baru saja kamu terbunuh kita sudah harus mengikuti ujian, lalu berlatih, lalu melawan Kakashi, dan lain-lain! Kita belum sama sekali beristirahat secara total!” Benar-benar, Kurama sangat mirip dengan anak kecil yang meminta kepada ibunya untuk membelikannya balon (?).

“Iya iya, aku tahu” Naruto menghapus sedikit air mata yang keluar dari matanya karena tertawa terlalu lama dan keras “Hanya saja itu sangat terdengar aneh bila kamu yang mengucapkannya!”
Kurama membuang mukanya dengan kesal.

Naruto tersenyum dan memeluk (mencoba memeluk) Kurama, tentu saja tidak berhasil dan ia hanya bisa membenamkan wajahnya ke bulu-bulu Kurama yang lembut “Aku janji akan mengajakmu liburan ke tempat pemandian air panas, di Sunagakure atau di Konohagakure, terserah kamu mau di mana”

Kurama menyeringai “Awas saja kalau kamu berbohong Kit

“Seorang ninja tidak akan mengingkari janjinya!” Naruto tersenyum, di luar ia membalik tubuhnya dan mulai kembali berlari, kali ini ke arah jembatan yang tengah di buat oleh Tazuna.

Sebelum itu—“ Naruto menyeringai dan matanya terlihat menakutkan dan berbahaya “—Ada pekerjaan yang harus kita selesaikan terlebih dahulu”

Kurama menyeringai mendengarnya “Pertumpahan darah akan benar-benar terjadi

(Break)

“Heh, kemana saja kamu Itachi?” Kisame menatap bingung partnernya “Aku dari tadi menunggumu di sini”

“Aku ada sedikit urusan” Itachi tidak menengok ke arah Kisame dan melanjutkan perlajalanannya.

“Heh, akhir-akhir ini kamu sering sekali menghilang tanpa jejak dan memisahkan diri dariku” Kisame menyeringai dan berjalan mengikuti Itachi “Tetapi itu bukan urusanku, jadi terserah kamu saja. Lain kali tinggalkan aku pesan kapan dan di mana kita akan bertemu lagi, jadi aku bisa melakukan urusanku juga”

Itachi mengangguk “Terimakasih, aku menghargai tidakanmu, aku akan memberikanmu pesan singkat lain kali”

Mereka berdua kembali berjalan dalam keheningan sebelum Kisame bertanya kembali “Leader tidak ada di markas akhir-akhir ini”

“Munkin ia sedang menjalankan misi, itu urusannya, kita tidak boleh ikut campur” Itachi menjawab dan lalu memandang ke arah langit “Kita tidak munkin sampai ke markas hari ini, ini sudah siang”

“Kalau begitu kita harus mencari penginapan dulu” Kisame menatap sebentar Itachi sebelum memandang kembali ke jalanan yang sedang mereka lewati “Kamu berubah Itachi, entah mengapa terlalu cepat…kalau saja aku tidak mengenalmu lebih jauh maka aku akan mengatakan bahwa kamu sangat mencurigakan”

Itachi terdiam mendengarnya, memang agak sulit untuk menyimpan rahasia dengan partnernya ini, karena Kisame adalah orang yang paling dekat dengannya dan sepertinya tahu betul sikapnya “Apa yang berbeda dariku?”

Kisame diam sebentar, ia tengah berfikir “Kamu menjadi lebih terbuka, lebih banyak berbicara dan tidak sependiam dulu, emosimu juga stabil, chakramu jadi terlihat lebih kuat, dan yang pali menonjol: kamu jadi sering tersenyum kecil”

Itachi tersenyum kecil mendengarnya “Urusanku berjalan lancar, itu saja”

Kisame menyeringai mendengarnya “Apapun urusanmu itu, aku cukup senang dengan perubahanmu, aku terkadang bosan bila lawan bicaraku tidak meresponku”

To Be Continue

!Author Notes!

Sekali lagi saya mohon maaf atas keterlambatannya, saya enggak tahu mau ngomong apa karena sekarang mood saya lagi jelek banget

Laptop saya layarnya retak… *sigh*

Mana lagi ini MacBook lagi…

Sudah lah, daripada saya jadi makin depresi lebih baik tidak usah di bahas

Saya mohon maaf, bila ada banyak TYPOO di karenakan saya benar-benar lagi depresi banget…

Jaa nee~ ciao ciao~






Perasaan Author di saat membaca Chapter ini 2 tahun kemudian

Kecintaan saya terhadaap Kisame sudah mulai kelihatan.
hanya saja dulu saya belum tahu bahwa Kisame sudah mati karena membaca manganya tidak teratur
alasan mengapa saya bad mood waktu itu juga karena baru selesai membaca chapter tersebut
chapter di mana Kisame bunuh diri
baper to the max

No comments:

Post a Comment