(Perhatian, cerita yang baru memiliki plot yang berbeda dan berubah banyak)
Disclaimer : Anime serta Manga Naruto adalah milik Masashi Kishimoto
Warning : mengandung GenderBender, Semi-AU, Time Travel, Mild Sakura Bashing, Miss Typoo, dll
Tambahan : Untuk penggemarnya Sakura saya minta maaf, soalnya saya enggak ada ide lain siapa yang bakal jadi "Semi-Antagonis"nya, dan kebetulan saya kurang suka Sakura.
*IMPORTANT* !Author Notes! (Question and Aswer) *PENTING*
Yapz! Kembali lagi dengan saya sang Author yang habis saja membanjiri kamar karena menangis terharu melihat banyak review dan banyak yang suka dengan fic ini!
Kali ini ‘Author’s Notes’ akan menjawab pertanyaan yang di tanyakan!
Q : Kasihan Hinata dong kalau Naru jadi cewek!
A : Maafkan saya yang sudah membuat Hinata sedih… saya sebenarnya penggemarnya Hinata… tetapi demi kelangsungan ide yang saya buat jadi apa boleh buat… tapi nanti ada hint NaruHina kok! (bukan yuri)
Q : Nanti Naruto di pasangin sama siapa? jangan (insert char name here) dong!
A : Pair akan di tentukan dengan hasil review, tergantung siapa yang banyak di pilih maka dialah yang jadi main pair~ dan tentu saja Naruto akan tetap menjadi perempuan
Q : Narutonya jadi dua ya? Itu charnya Naruko dan Naruto? Incest dong?
A : Ah! Maaf! Itu kesalahan saya! Akan saya ganti, di sini akan saya tulis char utamanya adalah Naruto bukan Naruko karena sebenarnya ini adalah Naruto yang masih memiliki ingatannya sebagai lelaki berubah menjadi perempuan.
Q : Kekuatan Naruto bakalan tetep sama? Atau bakal balik jadi kecil lagi?
A : Naruto masih memiliki ingatannya dari masa depan, jadi tentu saja kekuatannya akan sama dengan yang di shippuden! Alasan mengapa Kyuubi di segel kembali akan di jelaskan nanti!
Hufft, aku kira aku akan kena damprat sama penggemar Sakura… untungnya tidak
Okay! Sekian dulu untuk Tanya jawabnya!
(Break)
Naruto yang sudah bersiap-siap dan mengenakan segala perangkat ninjanya memakan sarapannya, tetapi ia berhenti sebelum meminum susu karton yang tadi ia ambil dari dalam kulkas.
“Heee… jadi ini alasan mengapa aku sakit perut waktu itu” Naruto memeriksa tanggal kadaluarsa dari susu tersebut; sudah expired.
‘Hati-hati kalau mau memakan atau meminum sesuatu bodoh’ Kyuubi yang sudah lepas dari segelnya sekarang tengah duduk dengan exspresi bosan.
“Iya iya, aku tahu!” Untungnya tidak ada orang yang melihat Naruto sekarang, kalau ada, bisa-bisa ia di kira gila karena di kira berbicara dengan dirinya sendiri.
“Ngomong-ngomong kenapa kamu tersegel kembali ne? Kurama?” Naruto melanjutkan memakan cup mie ramennya dan berniat untuk membeli susu di perjalanan nanti.
‘Ini karena waktu terulang kembali, satu-satunya yang kamu bawa dari masa depan hanyalah ingatanmu dan ingatanku. Sedangkan tubuhmu akan kembali seperti saat kamu masih kecil, aku yang berada di dalam tubuhmu tentu saja akan kembali tersegel’ Kyuubi merenggangkan tubuhnya, ia sedikit tidak nyaman kembali di segel dan sekarang tubuhnya kembali seperti semula jadi ia entah mengapa merasa lega.
‘Dengan ingatanmu, kamu bisa mengubah banyak hal dan membuat masa depan menjadi lebih baik… tetapi aku sarankan jangan mengubah terlalu banyak agar tidak membuat kejadian yang aneh di masa depan’ Kyuubi memperingatkan Naruto, walaupun sebenarnya ia ingin Naruto mengubah banyak hal… apa lagi untuk membunuh perempuan yang membunuh Naruto nanti di masa depan.
“Tenang saja, aku akan berusaha sebaik munkin!” Naruto meminum sampai habis kuah cup mie ramennya lalu membuang cupnya ke kotak sampah, ia berjalan ke pintu keluar.
“Yosh! Lihat saja nanti! Aku akan tetap menjadi ninja nomor satu di desa-ttebayo!” Naruto keluar dari rumahnya dan lalu mengunci pintunya, ia menyimpan kunci rumahnya ke dalam tas kecil di mana ia biasa menyimpai kunai dan shuurikennya lalu berlari ke arah sekolahan.
(Break)
Suasana kelas sedang ribut di karenakan belum ada guru yang masuk, ada yang sedang bercanda, ada yang sedang mengobrol, dan ada juga yang sedang memandangi orang yang ia sukai (secara diam-diam maupun terang-terangan).
Tentu saja yang menjadi pusat perhatian adalah seorang murid bernama Sasuke Uchiha, hampir seluruh kaum hawa yang ada di kelas itu menyukai dirinya, tetapi mari kita singkirkan Tenten dan Hinata yang tidak termasuk ke dalam kaum hawa yang menyukai Sasuke.
Suara seseorang sedang berlari dengan ganas bisa terdengar dan pelan-pelan semakin keras, pintu kelas di buka dengan paksa oleh dua orang murid perempuan, yang satu berambut panjang berwarna cream dan sedangkan yang satunya lagi berwarna pink.
“AKU YANG AKAN DULUAN INO BODOH!” Perempuan berambut pink yang bernama Haruno Sakura mencoba memasuki kelas terlebih dahulu, tetapi timing ia dan Ino saat ingin masuk sama dan karena ukuran pintu kelas yang tidak muat untuk membuat mereka masuk secara bersamaan, mereka harus bergencetan dan berusaha sekuat tenaga agar tubuh mereka bisa masuk duluan.
“DIAM KAMU! TUBUHMU SANGAT BERLEMAK! DASAR GENDUT! AKU JADI TIDAK BISA MASUK!” Ino berusaha sekuat tenaga juga untuk masuk duluan, sebenarnya apa yang mereka incar dan membuat mereka teburu-buru ingin masuk kelas duluan?
“AKU YANG AKAN DUDUK DI SEBELAH SASUKE!” tentu saja memperebutkan sang ‘bintang’ kelas, yang di perebutkan hanya menghela nafas dan melirik kesal mereka berdua.
Entah karena faktor kekuatan atau karena keberuntungan, yang pertama kali masuk adalah Sakura, ia dengan cepat langsung berlari ke arah Sasuke dan duduk di sebelahnya dengan gaya (sok) malu-malu.
“Grr… sialan kamu jidat lebar…” Ino yang kalah ternyata terdorong dan sedang jatuh, tangannya ada sedikit bekas berwarna merah dan kakinya sedikit terbeset, sepertinya Sakura mendorongnya dengan kasar dan membuatnya tersungkur.
“Ah? Kamu baik-baik saja Ino?” sebuah tangan terulur ke arahnya, ingin membantunya bangun.
“Ck, aku baik-baik saja, terimaka…” Ino menerima uluran tangan tersebut dan terdiam saat melihat siapa yang membantunya.
“Eh? Si-Siapa? Naruto? Kamu Narutokan? He? HEEEEEE!!!” teriakan Ino sukses membuat satu kelas mengalihkan pandangan ke arahnya, dan mereka menganga lebar saat melihat siapa yang ada di depan Ino.
“Hahahaha, Entah mengapa aku berakhir seperti ini…” Naruto menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan tertawa canggung.
“Wuaaah! Aku tidak percaya ini! Bagai mana kamu bisa menjadi perempuan? Rambutmu… apa yang kamu gunakan untuk membuatnya terlihat begitu lurus?” Ino menarik rambut Naruto yang di kuncir dan memandangnya dengan takjub, seingatnya rambut Naruto sedikit keriting.
“Entah lah… aku juga tidak mengerti…” Naruto masuk ke dalam kelas di ikuti Ino, ia memilih duduk di sebelah Hinata yang hanya menatapnya dengan tatapan terkejut… dan sedih.
“Ah-eh… Na-Naruto-kun…” ia terlihat hampir menangis dan juga malu-malu, Naruto tersenyum penuh arti dan dalam hati mendeathglare Kurama yang lagi-lagi tidak peduli.
“Ne… Hinata” Naruto berbicara dengan suara yang rendah, suaranya hanya bisa di dengar oleh Hinata dan dirinya, Hinata terkejut dan ia sudah hampir pingsan.
“Y-ya?” Hinata meliriknya sedikit, air mata sudah siap untuk mengalir dari matanya.
“Nanti kalau aku sudah kembali menjadi laki-laki… ah—maksudku aku akan berusaha sebisaku untuk kembali menjadi laki-laki… mau tidak nanti kamu menjadi kekasihku?” Wajah Hinata langsung memerah semerah tomat , ia menahan air mata kebagaiaan.
“Eh? Ah? Uuum… ano… etto…” Hinata mulai gemetaran dan sulit untuk merangkai kata-kata, ia sudah siap untuk pingsan.
“Yo! Naruto!” Kiba duduk di atas meja di depan Naruto dan menyapanya, Akamaru menggonggong dan melompat ke pangkuan Naruto “Wuaah, kamu benar-benar menjadi perempuan! Dan… kamu kenapa Hinata?”
Hinata menggelengkan kepalanya, Naruto tertawa kecil melihatnya.
“Heh! Walaupun aku menjadi perempuan aku tetap berjiwa laki-laki!” Naruto menyeringai sambil mengelus lembut kepala Akamaru.
“Hahahaha, yah, kamu menjadi perempuan yang lumayan cantik kamu tahu?” wajah Kiba sedikit memerah saat ia memuji Naruto, Akamaru menggonggong setuju.
“Terimakasih atas pujiannya” Naruto tersenyum lebar dan membuat wajah Kiba semakin memerah.
Pintu masuk di bagian depan terbuka dan masuklah Iruka sambil membawa hasil ujian Genin.
“Baiklah anak-anak! Kembali duduk di posisi kalian! Ah, Naruto? Kamu lebih baik duduk di sebelah Sasuke saja, biar Kiba yang duduk di situ” Naruto bangun dari tempat duduknya dan mengembalikan Akamaru ke pemiliknya, ia melambaik ke arah Hinata yang dengan malu-malu membalas lambaiannya dan berjalan untuk duduk di sebelah Sasuke
Sakura menatap benci ke arah Naruto, sedangkan Sasuke hanya menatap penuh Tanya ke arah Naruto.
“Baiklah anak-anak! Aku ingin mengatakan selamat atas kelulusan kalian, skor tertinggi dalam ujian di peroleh oleh Naruto dan bila ada yang mau bertanya mengapa Naruto menjadi perempuan… aku sendiri tidak terlalu mengerti kenapa, tetapi kata Hokage di karenakan jutsu dari seorang ninja yang menculik Naruto waktu itu…” Semua murid menatap takjub ke arah Naruto, bahkan Sasuke terkejut mendengarnya.
Naruto tersenyum puas mendengarnya, sedangka Kurama memutar bola matanya dengan bosan ‘Apa coba yang kamu banggakan dari itu? Dasar curang’
“Baiklah! Sekarang waktunya membagi kelompok!” Iruka membuka map yang ia bawa, ia melirik Naruto yang terlihat sangat senang dan tersenyum, ia merasa senang melihat Naruto tidak trauma walaupun ia di culik dan di rubah, tetapi setidaknya Naruto di rubah menjadi perempuan yang cukup can—
Iruka menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh berfikir seperti itu kepada muridnya! Naruto akan tetap menjadi muridnya yang sudah ia anggap sebagai adik… atau munkin anaknya sendiri.
(Break)
Kelas sudah kosong dan hanya member team 7 lah yang ada di dalamnya.
Naruto membuka scroll yang ia pinjam dari perpustakaan, ia ingin mempelajari ulang pelajarannya karena takut sudah lupa di akibatkan ingatannya yang banyak sudah tergantikan dengan ambisi dan segala rencana untuk berperang.
Sasuke masih duduk di sebelahnya, secara diam-diam melirik Naruto yang sedang asik dengan scrollnya dan tanpa ia ketahui sebenarnya Naruto juga sedang mengobrol dengan Kurama.
“Oi, Teme” Sasuke akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada Naruto.
“Hm? Ada apa Dobe?” Naruto menoleh ke arahnya sambil menatap bingung dirinya, Sakura memberikan deathglare ke arah Naruto tetapi yang di deathglare tidak merasakannya.
“Apa yang terjadi sehingga kamu bisa berakhir seperti itu?” Sasuke menaikkan sebelah alisnya, seingatnya tidak ada jutsu yang bisa mengubah seseorang menjadi perempuan secara permanent.
“Hm…” Naruto memasang pose berfikir “Aku juga kurang mengerti, yang ku ingat adalah penculikku melemparkan aku ke sungai, kejam sekali sih”
‘Mampus kamu’ Sakura membatin, innernya mengejek-ejek naruto sambil menjulurkan lidah ke arahnya.
“Heh, munkin karena kamu terlalu berat” Sasuke menyeringai, Naruto langsung cemberut dan memarahi Kurama, yang di marahi hanya terkekeh pelan.
“Huh! Tentu saja dia akan menjadi gendut! Makannya tidak teratur dan selalu makan ramen!” Sakura tertawa sambil mengejek Naruto “Makannya diet! Lihat aku yang lang—“
Sakura menghentikan omongannya dan menatap horror tubuh Naruto.
Walaupun Naruto selalu makan mie ramen dengan porsi yang banyak tetapi tubuhnya tetap langsing dan ideal, alasannya? Tentu saja karena Naruto selalu latihan dan nafsu makannya juga membesar karena monster yang di segel di dalam tubuhnya.
Sekedar informasi saja, semua jinchuuriki itu memiliki nafsu makan yang besar loh! Bukan hanya Naruto saja yang makannya banyak, begitu juga dengan Killer Bee, Yugito, dan yang lain.
Tapi apakah kalian tahu? Tubuh Naruto yang di jadikan peempuan benar-benar bagus loh! Tubuhnya sudah mulai memiliki lekukan, pinggangnya sedikit membesar, dadanya juga sudah tumbuh dan lebih besar dari milik Sakura, kulitnya yang berwarna sedikit kecoklatan malah membuat dirinya semakin menawan, namanya juga sedang dalam masa pertumbuhan.
Tetapi tetap saja, sikapnya yang masih kekanak-kanakan dan keras kepala membuatnya jauh dari kata-kata ‘Mary Sue’
Sakura menatap horror dada dan tubuh milik Naruto yang lebih terawat dan lebih terbentuk dari dirinya, wajah Sasuke juga sedikit memerah karena gara-gara omongan Sakura ia jadi ikut-ikutan mengecek tubuh Naruto.
‘Bwahahaha! Perempuan bodoh itu ternyata kalau ngomong tidak lihat keadaan! Badan udah kayak bola aja make di banggain’ Kurama tertawa keras dan sukses membuat kuping Naruto berengung dan sedikit kesakitan, kasihan gendang telinganya.
‘Hei! Jangan tertawa! Dan menurutku tubuh Sakura bagus-bagus saja!’ Naruto masih membela Sakura dan perkataannya tidak di hiraukan oleh Kurama, ia tetap tertawa dan menganggapnya angin lalu.
“Hahaha, tubuhku memang tidak sebagus tubuhmu Sakura, aku makannya banyak sih, tetapi tenang saja! Aku sering sekali latihan dan berolahraga” Naruto memberikan Sakura senyuman riangnya, tetapi omongan Naruto di anggap sarscram oleh Sakura.
“Aku tidak tahu bagaimana reaksi orang tua mu bila mengetahui anak laki-lakinya yang bodoh ini menjadi perempuan yang semakin bodoh!” Sakura mendelik kaget saat melihat Sasuke mendeath glarenya.
“Mereka menerimaku apa adanya kok! Mereka orang tua yang baik!” Naruto tidak menganggapnya sebagai cemo’ohan, dia tetap tersenyum.
Berbeda dengan Kurama yang mengerang kesal saat mendengar ejekan Sakura.
“Heh, kamu punya orang tua yang baik… siapa orang tuamu?” Sasuke sebenarnya sedikit iri dengan Naruto, memiliki orang tua yang baik, walaupun orang tua mereka berdua sama-sama sudah meninggal.
“Ah biasa saja, kamu memiliki kakak yang sangat menyayangimu, kan?” Sakura memberikan death glare ke arah Naruto, exspresi Sasuke menjadi gelap, matanya tertutup oleh poni rambutnya.
“Ia membunuh seluruh clan kami dan kamu sebut itu baik? Dengan alasan untuk menguatkan diri—“ omongan Sasuke terpotong oleh Naruto.
“Dan kamu mempercayainya?” Sasuke tersentak kaget dan menatap Naruto dengan penuh tanya dan tidak mengerti.
“Kamu mempercayai omongannya? Mempercayai omongan seorang ‘pembunuh’ tersebut tanpa menyelidiki lebih lanjut?” Sasuke terdiam, ia terlihat berfikir keras.
“HEI NARUTO! APA-APAAN KAMU! KAMU MALAH MEMBUAT SASUKE JADI MARAH! DASAR TIDAK TAHU DI—“
“Diam Sakura!” Sasuke membentak Sakura, ini adalah pertama kalinya Sasuke terlihat sangat marah, Naruto tersenyum ke arah Sakura dan memberikan pandangan agar menenangkan Sakura.
“Bagaimana kalau kamu mengingat apa saja hal baik yang di buat oleh kakakmu untukmu? Aku yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan kelakuannya” Naruto tersenyum manis ke arah Sasuke, senyuman yang benar-benar tulus untuk menenangkan sahabatnya.
“Heh, bagai mana kamu bisa tahu huh? Apakah kamu mencuri buku diaryku atau apa?” Sasuke sepertinya sudah tenang dan tersenyum ke arah Naruto, senyuman yang biasa ia gunakan bila sedang mengejek Naruto ketika ia masih menjadi laki-laki, tetapi sedikit berbeda karena senyumannya mengandung sesuatu yang lain selain ejekan…
“Aku juga kurang tahu, kau tahu? Penculikku melakukan hal seperti ini kepadaku dan tiba-tiba saja aku jadi pintar begini” Naruto menempelkan kedua jarinya di jidatnya, seperti ingin menoyor orang, seperti hal yang sering di lakukan oleh Itachi kepada Sasuke saat ia masih kecil.
Sasuke tertegun, ia terdiam dan membatu.
“Heh! Mana munkin bisa seperti itu, bilang saja kamu menyontek” Sakura menggerutu sendiri sambil cemberut yang tidak di hiraukan oleh Sasuke dan Naruto hanya memberikan senyum tidak pasti kepadanya.
“Hahaha” Naruto tertawa canggung, ia menyimpan kembali scroll yang tadi ia baca dan bangun dari posisinya.
“Aku duluan ya” Naruto melambai ke arah Sasuke dan Sakura, Sasuke masih membatu dan hanya bisa mengangguk ke arahnya, Sakura tidak membalas lambaiannya dan merasa senang karena ia akan berduaan bersama Sasuke.
Belum ada berberapa detik Naruto keluar kelas dan Sakura mencoba mendekat ke arah Sasuke, Sasuke bangun dari tempat duduknya dan meninggalkan kelas
Sakura memaki-maki kesialannya dan juga Naruto karena di tinggal sendirian di dalam kelas.
(Break)
Ia tersenyum dan mengenang masa-masanya bersama Jiraya, ia benar-benar kangen dengan guru mesumnya itu.
Tiba-tiba ia teringat… dengan Kakashi-sensei… yang lebih memilih Sasuke untuk di ajarkannya agar lebih kuat dan meninggalkan dengan Ebisu-sensei.
Seperti tidak memperdulikannya…
‘Oooh! Apakah kamu akan membenci dirinya ne? Naruto? Sepertinya mengetahui masa depan bisa membuat kebencian juga’ Kurama terkekeh pelan, ia juga menyeringai karena kebencian adalah emosi yang paling ia sukai.
‘Tentu saja tidak! Bila aku ikut bersama Kakashi-sensei pasti aku tidak akan bertemu dengan Ero-senin! Aku tidak akan bisa berlatih jutsu dari ayahku dan aku tidak akan bisa menjadi sage!’ ternyata Naruto lebih berfikir positif dari pada negatif, seperti kata Karin saat ia pertama kali bertemu dengan Naruto, Naruto memiliki cahkra yang menenangkan dan ‘hangat’
Tetapi bila kita mengabaikan cahkra milik Kurama yang sangat gelap dan menakutkan dari dalam tubuh Naruto.
Walaupun dari luar Naruto seperti sedang duduk saja di sebuah bangku, tetapi kenyataannya di dalamnya ia sedang tengkurap dan membenamkan wajahnya ke dalam bulu milik Kurama yang lembut dan hangat.
“Hehe, memilikimu ternyata lumayan enak~ bulumu lembut” Naruto berguling di atas kepala Kurama.
“Umm…” Naruto tersentak kaget dan kembali ke realiti, ia menengok ke arah asal suara dan mendapati Konohamaru yang sedang mengintip dari balik rumah.
“Ah! Konohamaru! Ada apa? Kenapa kamu bersembunyi?” Naruto bangun dari tempat duduknya dan berjalan kea rah Konohamaru.
“Ah! Naruto-kun benar-benar jadi perempuan… tapi… apakah kita tetap menjadi rival?” Konohamaru terlihat sedih “Perempuankan… kau tahu…”
“Hahaha! Tenang saja! Hanya tubuhku saja yang berubah! Tetapi jiwaku tetaplah jiwa Naruto yang seperti biasa! Ini seperti menggunakan orioke no jutsu kau tahu? Jadi jangan takut! Aku akan tetap menjadi sensei dan rivalmu!” Naruto menepuk pelan kepala Konohamaru dan menyeringai.
“Benarkah? Kalau begitu aku akan berlatih lebih keras!!” Konohamaru tersenyum bahagia dan berlari meninggalkan Naruto sambil melambai ke arahnya.
Naruto kembali duduk di tempatnya semula sambil bernostalgia, di dalamnya ia sedang bersandar di salah satu buntut milik Kurama dan satu buntutnya lagi ia jadikan selimut.
‘Hei! Aku bukan tempat tidur kamu tahu! Buntutku juga bukan selimut!’ Naruto tertawa mendengarnya, walaupun ia berkata seperti itu ia tidak memindahkan buntutunya.
Sepertinya Kurama itu adalah seekor Tsundere… (???)
(Break)
“Uzumaki Naruto, dia berubah menjadi perempuan, makannya aku menyuruh mereka mengganti berberapa furniture miliknya” Sarutobi menjelaskan kepada Kakahi saat ia menyadari Kakashi menatapnya penuh tanya.
“Hm… entah mengapa ia sedikit berubah setelah menjadi perempuan… ia terlihat lebih… dewasa dan auranya juga berubah” Kakashi memeriksa sekelilingnya, ia dengar Naruto itu pemalas dan rumahnya selalu berantakan, tetapi kenyataannya sekarang rumahnya bersih dan rapi.
“Hahaha, kalau begitu aku jadi sedikit penasaran, aku akan mencoba mendidiknya dengan baik” Kakashi tertawa pelan dan melempar sekotak susu yang belum di buka dan sudah expired di atas meja ke dalam kotak sampah.
“Untungnya dia tidak meminumnya, kasihan kalau dia diare” Sarutobi tertawa dan lalu berjalan meninggalkan rumah Naruto yang di ikuti oleh Kakashi dan ninja lainnya.
Meninggalkan ruangan itu menjadi kosong melompong, tetapi tidak lama kemudian di masuki oleh seseorang tanpa permisi.
“…” Sasuke membuka kulkas milik Naruto dan memasukkan sayur-sayuran yang ia beli dan juga bahan-bahan lainnya
“Setidaknya makanlah makanan yang sehat Teme… dan… terimakasih” Ia menutup pintu kulkas tersebut lalu meninggalkan ruangan tersebut, sekali lagi membuat rumah Naruto kosong melompong
Sepertinya dampak yang di buat oleh Naruto karena ia henshin menjadi perempuan mulai terlihat, sudah dua laki-laki mulai menyukai Naruto di tambah dua orang guru yang menjadi sayang kepadanya, apakah nanti bisa menjadi lebih ribet? Apakah reaksi mereka saat melihat kekuatan Naruto? Dan apakah rahasia bahwa Kyuubi sudah bisa di kuasai oleh Naruto bisa terbuka? Apakah Sasuke bisa menemukan jawaban di balik kelakuan Itachi sebelum waktunya? Apakah reaksi Sasuke?
Jwabannya : I don’t want to spoil it… so lets wait again for the next chapter
To Be Continue
ada yang mau bertanya kenapa saya memilih Sasuke dan Kiba duluan yang mendekati Naruto?
Jawabannya : Karena yang duduk di sebelah Hinata adalah Kiba dan Shino maka aku harus memilih di antara mereka berdua untuk berinteraksi dengan Naruto agar aku bisa membuat interaksi antara Naruto dengan Hinata, aku akhirnya memilih Kiba. Untuk Sasuke itu memang sudah pasti, karena Sasuke adalah anggota satu timnya dan juga teman sebangkunya
Untuk yang lainnya? Tenang saja! Pastinya kebagian waktu juga!
Seperti biasa, terimakasih banyak sudah membaca dan mereview fic saya, maaf saya enggak bisa membalas satu-persatu
Karena Reviewnya sudah banyak maka saya mengUp-Date secara kilat! Nanti kalau Reviewnya sudah banyak lagi aku akan Up-Date secara kilat! (kebetulan juga lagi libur UN)
Tetapi nanti kalau bukan hari libur, aku akan Up-Date seminggu sekali (aku usahakan)
Saya mau minta maaf bila ada character yang OOC (Ex. Ino tadi)
Kalau begitu bolehkah saya meminta review minna-san? Dan saya mohon jangan Flame okay?
jaa nee~ ciao ciao~
Perasaan Author di saat membaca Chapter ini 2 tahun kemudian
Tuhan... apakah benar saya yang menulis cerita ini...
Demi apa, apakah saya se-naive dan tidak logis seperti ini dulu...
Maafkan lah saya yang telah menulis hal aneh seperti ini...
(Author membacanya dengan wajah memerah padam sambil gigit kuku)
Maafkan aku Sakura, aku memang kurang menyukai sikapmu namun tidak sampai seperti ini...
No comments:
Post a Comment